Tuesday 7 February 2012

Cerita si Gembala Sapi

Bagikan Artikel ini :

Badu si pemuda desa yang lugu datang menghadap kepada seorang Tuan kaya raya untuk memohon pekerjaan dengan mengharap imbalan upah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang menghimpitnya.
Si tuan kaya raya dengan senang hati menerima permohonannya dan diberikanlah si Badu itu pekerjaan sebagai pemotong rumput untuk pakan sapinya yang masih berumur 3 bulan, Badu pun gembira dan setelah mengucapkan terima kasih dia bergegas pulang untuk mempersiapkan diri menjalankan tugasnya esok hari.


Keesokan harinya Badu memulai tugasnya dengan senang hati dan penuh dengan kegembiraan karena dia sudah tidak memikirkan lagi kemana mencari uang sekedar untuk makan dia dan keluarganya, hari demi hari dia jalani dengan penuh kesungguhan, melihat ketekunan Badu si Tuannya menjadi tertarik untuk menambah jumlah sapinya dengan harapan bisa dijadikan penghasilan tambahannya dikemudian hari. Dan menjelang beberapa minggu kemudian ternyata tekad si tuan dibuktikannya dengan membelinya 5 ekor sapi yang tergolong masih muda, hari itu Badu sangat sibuk dari mulai mempersiapkan kandang untuk sapi tambahan tersebut serta harus menambah kerjaannya tiap hari untuk mendapatkan rumput pakan sapi yang tadinya hanya 1 ekor sekarang menjadi 6 ekor.
Dari ladang ke ladang lain Badu mengumpulkan rumput yang layak dijadikan pakan sapi tuannya itu hampir berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun, dan ternyata dari kerjanya tersebut tidak sia-sia Badu merawat sapi dari mulai cari rumput, memandikan sapi, membersihkan kandang serta mengkawinkannya dengan pejantan unggulan di daerahnya. Sekarang 4 diantaranya sapi tersebut sudah hamil tua, melihat hal tersebut tuannya mulai berpikir lagi bahwa Badu tidak akan mampu mengurus sapi sebanyak itu kalau nanti sapi yang sedang hamil sudah melahirkan anaknya, belum lagi harus ada orang yang memeras susu sapi tersebut sebagai penghasilan tambahannya.
Setelah sapi itu lahir direkrutlah 2 orang tenaga kerja baru, yang 1 orang untuk memeras susu dan menjualnya dan yang 1 orang lagi sama seperti Badu cuma tugasnya dibagi 2.
Hal tersebut terus berlalu dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, sampai ternak sapi tersebut termasuk ternak yang paling berhasil dan terbesar di daerahnya.
Karena ternak sapi tersebut sudah besar tentunya dibutuhkan beberapa orang untuk manangani kelangsungan usaha ternak tersebut, dari mulai sebagai pengawas harian sampai yang mengatur pekerjaan dan yang memasarkan susu, posisi Badu masih seperti dulu dia tidak dijadikan seperti orang-orang baru tersebut yang menduduki posisi lebih enak dari dia dan tentunya mendapatkan upah yang lebih daripada dirinya, padahal karena pengalamannya yang sudah cukup lama dia mampu untuk melakukan hal-hal lain selain pekerjaannya sekarang.
Dan kini Badu seiring usianya yang semakin tua dia merasa sudah tidak bisa bekerja sesigap dulu lagi, bukan rasa semangat yang turun ataupun merasa tidak bergairah namun karena usianya yang mendorong hal tersebut.
Melihat hal demikian tuannya menilai Badu sudah mulai kurang produktif lagi sementara kebutuhan akan hasil kerjanya sangat dibutuhkan demi kelangsungan usaha ternak tersebut. Walaupun tuannya tersebut menyadari bahwa Badu lah yang memulai dan membesarkan usahanya tersebut namun Badu bukannya ditempatkan pada posisi yang sedikit ringan kerja secara fisiknya tapi melainkan tuannya tersebut bagaimana caranya supaya Badu bisa berhenti dari kerjaannya dan digantikan oleh tenaga yang baru dan masih giat seperti Badu dahulu.
Dengan berbagai macam cara Badu dibuat untuk tidak betah lagi bekerja padanya dan akhirnya benar Badupun dengan berat hati dan rasa kecewa karena dia harus kehilangan pekerjaannya di usianya seperti itu yang tidak mungkin lagi diterima bekerja di tempat lain, akhirnya meminta berhenti bekerja dari tuannya itu, ia sadar bahwa hasil karyanya lah ternak sapi tersebut bisa sebesar itu, berapa banyak peluh yang ia cucurkan untuk mengabdi pada ternak sapi tersebut, tapi kini setelah besar dan menghasilkan ia dihempaskannya seolah-olah dianggap sampah yang tak berguna istilah bekennya diperkantoran "Deadwood".
Kini Badu memulai hidupnya lagi dari awal dengan memanfaatkan pemberian tuannya yang sealakadarnya bahkan boleh dibilangjauh dari nilai cukup sebagai tanda terima kasih atas pengabdiaanya, entah kehidupannya lebih baik atau malah lebih terpuruk lagii...

Dan ternyata kisah ini banyak dialami oleh Badu yang lainnya.... Sungguh tega nian dikau sang Penguasa sesaat....

......

Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!

Comments for blogger! Ingin Kotak Komentar seperti ini? KLIK DISINI!?

0 comments:

Post a Comment